Rabu, 30 April 2014

Indonesia AirAsia Miliki Kapten Pilot Wanita Pertama

TRIBUNNEWS/DOK AIRASIA.  JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia AirAsia
melantik Captain Dewi Meilina, yang merupakan
kapten pilot wanita pertama yang dimiliki oleh
perusahaan, Rabu (30/42014) kemarin. Acara
perayaan sederhana ini diadakan di kantor
Indonesia AirAsia di Jalan Marsekal Surya Darma,
Cengkareng, Tangerang.
Presiden Direktur Indonesia AirAsia Dharmadi
turut hadir dan menyematkan Bar Captain secara
simbolik kepada Captain Dewi yang disaksikan
oleh jajaran direksi dan karyawan Indonesia
AirAsia.
Captain Dewi lulus dari Pendidikan dan Latihan
Penerbangan (PLT) Curug, Tangerang, yang
sekarang namanya berubah menjadi Sekolah
Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), pada tahun
2000 dan merupakan angkatan ke-56.
Penerbang yang memiliki hobi membaca komik ini
bergabung dengan Indonesia AirAsia secara resmi
pada 2013 sebagai Senior First Officer. Sampai
saat ini Captain Dewi telah memiliki total 6.500
jam terbang.
Di kesempatan tersebut, Indonesia AirAsia juga
melantik lima home grown pilot, yang memulai
karirnya sebagai Ab-initio First Officer di
Indonesia AirAsia, dan saat ini telah memenuhi
kriteria untuk menjadi Captain Pilot (Pilot in
Charge).
Kelima home grown pilot tersebut adalah
Captain Ibrahim Wibhawa Sugardo, Captain
Jefry Liwan, Captain Tekad Purna Agnia
Martanto, Captain Wicaksono, dan Captain
Erlangga Dwinata. Captain Dewi Meilina dan
kelima rekannya tersebut menyelesaikan
pendidikan kapten pilot ( captaincy) awal April
2014.

Kamis, 24 April 2014

Jalan-Jalan Di Jayapura

Berwisata ke Jayapura? Bingung mau jalan-jalan ke mana? Bukan cuma Raja Ampat di Manokwari saja wilayah Indonesia Timur yang paling berkesan untuk dikunjungi, Jayapura juga memiliki spot menarik yang sayang untuk dilewati keberadaannya. Tentunya tempat-tempat tersebut juga memiliki pemandangan yang indah. Akses ke Jayapura sendiri bisa dengan menggunakan kapal laut atau pesawat terbang. Untuk pesawat terbang sendiri hampir semua maskapai domestik melayani penerbangan ke Jayapura dengan kisaran harga tiket dimulai dari Rp 1.000.000 sekali jalan. Untuk penginapan ada kelas melati, wisma sampai hotel bintang tiga sampai bintang lima. Ada baiknya pilih hotel dengan tarif rata-rata diatas Rp 300.000 jika anda memiliki budget lebih dan menginginkan suasana kamar yang nyaman, dan saat itu saya dan teman-teman menginap di hotel Yasmin yang berlokasi di pusat kota Jayapura, karena di hotel tersebut kami menggunakan jasa sewa mobil hotel untuk berkeliling jayapura dengan tarif Rp 450.000 perhari belum termasuk bensin. Ojek, angkutan kota, dan taksi juga bisa jadi pilihan berkeliling kota jayapura jika ingin menghemat budget. Bandara Sentani adalah gerbang utama menuju kota Jayapura. Setelah itu keliling kota Jayapura pun dimulai yang tak lengkap kalau belum ke tempat-tempat ini. Let's check this out

 

 

Danau Sentani

Setiba di Bandara Sentani di Jayapura, kami menuju hotel yang berada dipusat kota Jayapura. Jaraknya cukup jauh dari bandara, memakan waktu tempuh kira-kira 1.5 jam perjalanan. Perjalanan kami menuju pusat kota disambut indahnya pemandangan Danau Sentani dan bukit-bukit yang mengelilingi danau. Paparan mentari pagi yang memantul dihamparan air danau, serta pulau-pulau kecil ditengah danau sangat memanjakan mata kami, rasa kantukpun hilang setelah semalaman dipenerbangan dari jakarta karena disuguhi lukisan 3 dimensi yang maha kuasa ini. Ada banyak pemberhentian untuk sekedar istirahat dan menghirup udara segar di pinggir danau, tapi kami memutuskan untuk tidak mampir karena masih ada rencana jalan-jalan keesokan harinya yang lokasinya melewati danau yang memiliki luas 9360 hektar ini.
Danau Sentani
Saran saya berhentilah sebentar dipinggir danau yang berada di ketinggian 75 meter dpl ini jika tidak ada rencana untuk kesini lagi. Pagi hari lebih baik karena view nya masih terkesan sangat alami (kalau menurut saya). Danau ini juga dijadikan lokasi wisata berenang, bersampan, menyelam, memancing dan ski air.

 

 

Pantai Base-G dan Pantai Dok II

Berlokasi tidak jauh dari pusat kota, kami menuju ke pantai Base-G yang melewati Pantai Dok II, yang merupakan tempat wisata kebanyakan warga lokal. Setiap weekend diadakan arena banana boat di pantai Dok II ini, dan ini adalah salah satu agenda perjalanan kami selanjutnya, tapi kami memilih untuk ke pantai Base-G dulu lalu main banana boat di Dok II (sekalian basah-basahan). -Lanjut ke pantai Base-G-. Pantai yang menghadap ke arah Samudra Pasifik ini selalu ramai dikunjungi wisatawan pada siang dan sore hari. Air lautnya yang masih jernih dan alami menambah keindahan pantai ini, terutama saat air tidak pasang tapi tidak terlalu surut. Ada banyak pondok-pondok yang dibangun watga setempat untuk beristirahat. Setelah puas menikmati keindahan Pantai Base-G, kami langsung menuju Pantai Dok II. Tidak lain dan tidak bukan kami ingin main banana boat yang diadakan di sore hari tersebut. Maklum, arena banana boat yang diadakan di pinggir pantai yang berlokasi di depan Kantor Gubernur Provinsi Papua tersebut cuma ada saat weekend, untungnya kami disana pas hari sabtu.

Banana Boat di Pantai Dok II
Cukup merogoh kocek sekitar 125 ribu (waktu itu tahun 2011) untuk satu banana boat kami sudah bisa main banana boat berkeliling laut untuk waktu yang cukup lama.

 

 

Jayapura City Hill

Saat masih berada di pantai Dok II kita bisa melihat bukit tertinggi disebelah kanan kita jika kita menghadap pantai. Tepat di puncak bukit tersebut ada tulisan "JAYAPURA CITY" yang akan menyala dimalam hari, mirip seperti tulisan "HOLLYWOOD".
Foto Pusat Kota Jayapura Diambil Dari Jayapura City Hill





Kota Jayapura Yang Berhadapan Langsung Dengan Samudra Pasifik
Berlokasi di Polimak, cukup 30 menit perjalanan menuju puncak bukit tersebut. Dari puncak bukit kita bisa melihat keindahan pusat kotanya Jayapura yang menghadap langsung ke Samudra Pasifik. Berbagai aktifitas bongkar muat kapal dan kehidupan kota juga dapat kita lihat dari puncak bukit ini. Selain itu bukit ini juga merupakan tempat menara relay pemancar beberapa stasiun televisi Indonesia

 

 

Mac Arthur Hill

Setelah menyaksikan pemandangan pusat kota di puncak Jayapura City Hill, kami menuju ke Mac Arthur Hill yang merupakan tempat peninggalan sekutu (Amerika) pada saat perang dunia II. Waktu tempuh dari pusat kota sekitar 1 jam lebih untuk ke Mac Arthur Hill. Untuk mengunjungi situs bersejarah tersebut kami harus masuk ke kawasan militer Rindam Trikora. Pengunjung harus izin terlebih dahulu di pos penjagaan yang berada di pintu masuk. Tidak lupa kami membuka kaca mobil dan kemudian petugas berseragam militer akan meminta kartu identitas.



 
Airport Runway View Dari Mac Arthur Hill
Danau Sentani Dari Mac Arthur Hill


Di tempat ini kita bisa melihat aktifitas pesawat yang sedang lepas landas dan mendarat dari atas bukit. Kami juga disuguhi indahnya pemandangan danau Sentani dan rindangnya pohon-pohon di sekitar tugu Mac Arthur Hill tersebut.