Kamis, 08 Mei 2014

Waspada Kejahatan Di Cina Saat Berwisata


Cina adalah salah satu tujuan wisata menarik
di Asia. Namun selain mendapatkan
keramahan khas Asia, turis asing kerap
menjadi objek untuk diperas kantongnya.
Forum pembaca di situs China Daily berbagi
pengalaman pribadi mereka yang pernah
melancong ke negeri Tirai Bambu itu
mengenai jebakan gaya Cina terhadap
wisatawan, terutama wisatawan asing.
Salah satu turis asal Singapura dalam forum
itu berbagi pengalaman bagaimana ia dipaksa
untuk singgah dan membeli makanan di resor
wisata di Kota Sanya di Pulau Hainan.
"Mereka menggunakan taktik tangan besi
untuk memaksa pengunjung memesan
makanan mereka," katanya, yang menulis
identitas dirinya sebagai Dragon8.
Ia mencontohkan, untuk memesan menu ikan,
besarnya harga ditentukan oleh berat ikan.
Namun ketika dirinya baru bertanya berapa
harganya, sang pedagang langsung
membanting ikan ke lantai dan mengutip
bayaran.
Jebakan di rumah makan juga terjadi di
Gunung Wutai. "Anda memesan dari menu
dengan harga rendah tetapi ketika Anda
menuju kasir, harganya sudah berlipat,"
katanya. Ia menyarankan, sebaiknya meminta
pelayan untuk menuliskan harga pada formulir
pemesanan dan meninggalkan salinannya di
atas meja.
Berikut ini jebakan lain yang biasa dialami
turis asing di Cina:
1. Tur tembikar
Biasanya dilakukan para pemandu wisata di
sekitar Beijing. Wisatawan diajak tur ke pusat
kerajinan tembikar. Awalnya, mereka diajak
melihat-lihat, namun kemudian diarahkan ke
ruang pamer dan ditodong untuk membelinya.
2. Pemerasan oleh pemandu wisata
"Ini adalah perangkap wisata paling
mengerikan yang pernah saya alami," ujar
seorang pembaca di forum diskusi China
Daily. Ia menyebut, oknum pemandu wisata di
Cina bak perampok atau gangster. Ia
menceritakan pengalamannya menggunakan
jasa pemandu untuk menuju ke Tembok Besar
Cina. Namun, sang pemandu membawanya
juga ke tempat lain, termasuk ke pemakaman
Dinasti Ming, tetapi hanya membiarkan Anda
melihat sekilas melalui jendela bus. "Setelah
itu, mereka menggiring wisatawan ke pusat
oleh-oleh dan mendorong mereka untuk
membeli, membeli, dan membeli," katanya.
Pembaca berisial NTM2322 asal Inggris
menyatakan Beijing jauh lebih indah tanpa
harus diantar pemandu. Anda bisa leluasa
menikmati makanan khas Beijing, pentas
budaya, pusat perbelanjaan, dan lain-lain,
yang oleh pemandu wisata lokal, justru
dihindari.
3. Jebakan sopir taksi
Zakoi asal Spanyol mengungkapkan
pengalamannya ditipu sopir taksi di Cina.
Pada tahun 2010, ia naik taksi dari Nanjing
Road ke Shanghai South Railway Station.
"Tarif meteran bergerak lebih cepat dari
kecepatan normal. Setelah sampai di stasiun,
ia meminta saya 378 RMB, jauh lebih tinggi
dari biaya normal," katanya. Di Cina, banyak
taksi menggunakan argo kuda dan sopir
tembak. Maka tak ada saran lain selain
berhati-hati atau pilih kendaraan umum saja.
Atau, cari tahu tarif rata-rata dan tahu rute
yang akan diambil sehingga tidak
dipermainkan sang sopir.
4. Tidak ada diskon untuk orang asing
Asal tahu saja, di Cina, segigih apa pun Anda
menawar, harga yang diberikan bagi turis
asing tetap lebih tinggi dari harga yang
sebenarnya!

Sumber: Tempo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar